Pornografi Membuat Otak Mengecil
10.13 |
Diposting oleh
mtfauzi |
Edit Entri
Paparan materi pornografi secara terus-menerus bisa menyebabkan kecanduan (adiksi), yang akhirnya mengakibatkan jaringan otak mengecil dan fungsinya terganggu.
Ahli bedah syaraf dari Rumah Sakit San Antonio Amerika Serikat, Donald L Hilton Jr MD, dalam seminar mengenai “dampak pornografi terhadap kerusakan otak” di Jakarta, Senin 2 Maret 2009 lalu, mengatakan adiksi (kecanduan)terhadap pornografi mengakibatkan otak bagian tengah depan yang disebut Ventral Tegmental Aret (VTA) secara fisik mengecil.
Penyusutan jaringan otak yang menghasilkan dopamine (bahan kimia pemicu rasa senang) menyebabkan kekacauan kerja neurotransmiter, yakni zat kimia otak yang berfungsi sebagai pengirim pesan. “Pornografi menimbulkan perubahan konstan pada neurotransmiter dan melemahkan fungsi kontrol. Ini yang membuat orang-orang yang sudah kecanduan tak bisa lagi mengontrol perilakunya,”kata Hilton, seperti ditulis www.inilah.com.
Adiksi pornografi juga menimbulkan gangguan memori. Kondisi ini, tidak terjadi secara cepat dalam waktu singkat, namun melalui beberapa tahap yakni kecanduan yang ditandai dengan tindakan impulsif, ekskalasi kecanduan, desentisisasi dan akhirnya penurunan perilaku. “Dan kerusakan otak akibat kecanduan pornografi adalah yang paling berat. Lebih berat dari kecanduan kokain,”kata Hilton lagi.
Namun demikian, kini ada harapan otak itu bisa dipulihkan hingga mendekati normal dengan berbagai metode penyembuhan. Terapi yang dapat digunakan untuk memulihkan kerusakan otak akibat kecanduan, antara lain pemberian motivasi pribadi untuk memacu semangat penderita guna melepaskan diri dari kecanduan. Selain itu, penciptaan lingkungan yang aman bagi pecandu dengan menurunkan secara drastis aksesnya terhadap pornografi, seperti melakukan blok terhadap situs berbau porno di internet dengan menggunakan sftware khusus misalnya K9 Web Protection.
Pembentukan kelompok pendukung dengan konselor dan terapis serta peningkatan spiritualis dampaknya juga sangat bermakna dalam upaya pemulihan. “Penelitian menunjukkan spiritualitas, agama apapun, akan mempercepat pemulihan” katanya.
Perkembangan teknologi informasi dan media tak hanya membawa berbagai keuntungan. Tapi juga dampak negatif karena menyebabkan materi pornografi mengalir hampir tanpa terkendali melalui jaringannya. Dan materi yang menimbulkan kecanduan itu bisa diakses oleh siapa saja, termasuk anak-anak. Sepanjang 2008, konselor Yayasan Kita dan Buah Hati melakukan survei terhadap 1.625 siswa kelas IV hingga VI Sekolah Dasar di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
Hasilnya sangat memprihatinkan dengan menunjukkan bahwa 66% dari anak-anak itu sudah menyaksikan materi pornografi dari berbagai media seperti komik (24%), permainan (18%), situs porno (16%), film (14%), cakram digital (10%), telpon genggam (8%) serta majalah dan koran (4%-6%).
Sementara, survei Komnas Perlindungan Anak terhadap 4.500 remaja di 12 kota besar di Indonesia tahun 2007 juga tidak memberikan gambaran yang lebih baik. Hasilnya, 97% remaja pernah menonton film porno.
“Pornografi dapat merusak sel-sel otak, akibatnya perilaku dan Kemampuan Intelegensia akan mengalami gangguan” kata Jofizal Jamis (Kepala Pusat Pemeliharaan, Peningakatan, Penanggulangan Intelegensia Kesehatan).
Ia menjelaskan, penurunan Intelegensia secara langsung dan tidak langsung akan menurunkan produktivitas dan menurunkan indeks pembangunan sumber daya manusia. Karena itu, Departemen Kesehatan bersama departemen dan instansi yang lain akan bekerjasama untuk mengatasi masalah tersebut.
Sumber : mtfauzi.wordpress.com
Ahli bedah syaraf dari Rumah Sakit San Antonio Amerika Serikat, Donald L Hilton Jr MD, dalam seminar mengenai “dampak pornografi terhadap kerusakan otak” di Jakarta, Senin 2 Maret 2009 lalu, mengatakan adiksi (kecanduan)terhadap pornografi mengakibatkan otak bagian tengah depan yang disebut Ventral Tegmental Aret (VTA) secara fisik mengecil.
Penyusutan jaringan otak yang menghasilkan dopamine (bahan kimia pemicu rasa senang) menyebabkan kekacauan kerja neurotransmiter, yakni zat kimia otak yang berfungsi sebagai pengirim pesan. “Pornografi menimbulkan perubahan konstan pada neurotransmiter dan melemahkan fungsi kontrol. Ini yang membuat orang-orang yang sudah kecanduan tak bisa lagi mengontrol perilakunya,”kata Hilton, seperti ditulis www.inilah.com.
Adiksi pornografi juga menimbulkan gangguan memori. Kondisi ini, tidak terjadi secara cepat dalam waktu singkat, namun melalui beberapa tahap yakni kecanduan yang ditandai dengan tindakan impulsif, ekskalasi kecanduan, desentisisasi dan akhirnya penurunan perilaku. “Dan kerusakan otak akibat kecanduan pornografi adalah yang paling berat. Lebih berat dari kecanduan kokain,”kata Hilton lagi.
Namun demikian, kini ada harapan otak itu bisa dipulihkan hingga mendekati normal dengan berbagai metode penyembuhan. Terapi yang dapat digunakan untuk memulihkan kerusakan otak akibat kecanduan, antara lain pemberian motivasi pribadi untuk memacu semangat penderita guna melepaskan diri dari kecanduan. Selain itu, penciptaan lingkungan yang aman bagi pecandu dengan menurunkan secara drastis aksesnya terhadap pornografi, seperti melakukan blok terhadap situs berbau porno di internet dengan menggunakan sftware khusus misalnya K9 Web Protection.
Pembentukan kelompok pendukung dengan konselor dan terapis serta peningkatan spiritualis dampaknya juga sangat bermakna dalam upaya pemulihan. “Penelitian menunjukkan spiritualitas, agama apapun, akan mempercepat pemulihan” katanya.
Perkembangan teknologi informasi dan media tak hanya membawa berbagai keuntungan. Tapi juga dampak negatif karena menyebabkan materi pornografi mengalir hampir tanpa terkendali melalui jaringannya. Dan materi yang menimbulkan kecanduan itu bisa diakses oleh siapa saja, termasuk anak-anak. Sepanjang 2008, konselor Yayasan Kita dan Buah Hati melakukan survei terhadap 1.625 siswa kelas IV hingga VI Sekolah Dasar di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
Hasilnya sangat memprihatinkan dengan menunjukkan bahwa 66% dari anak-anak itu sudah menyaksikan materi pornografi dari berbagai media seperti komik (24%), permainan (18%), situs porno (16%), film (14%), cakram digital (10%), telpon genggam (8%) serta majalah dan koran (4%-6%).
Sementara, survei Komnas Perlindungan Anak terhadap 4.500 remaja di 12 kota besar di Indonesia tahun 2007 juga tidak memberikan gambaran yang lebih baik. Hasilnya, 97% remaja pernah menonton film porno.
“Pornografi dapat merusak sel-sel otak, akibatnya perilaku dan Kemampuan Intelegensia akan mengalami gangguan” kata Jofizal Jamis (Kepala Pusat Pemeliharaan, Peningakatan, Penanggulangan Intelegensia Kesehatan).
Ia menjelaskan, penurunan Intelegensia secara langsung dan tidak langsung akan menurunkan produktivitas dan menurunkan indeks pembangunan sumber daya manusia. Karena itu, Departemen Kesehatan bersama departemen dan instansi yang lain akan bekerjasama untuk mengatasi masalah tersebut.
Sumber : mtfauzi.wordpress.com
Label:
artikel
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Translate This Blog :
Blog Teman
Kalender
!-end>!-my>
Archives
-
▼
2009
(41)
-
▼
Juni
(9)
- Pesan Tersembunyi Di Balik Logo Coca Cola
- Bleach Wallpaper
- Pornografi Membuat Otak Mengecil
- Kumpulan Software Portable Free
- 8 Langkah Jitu Menghindari Spam
- Software Pembobol Password WinRar
- Internet Volume Based vs Time Based
- Bersih-bersih Pakai CCleaner 2.20.920
- Mencari Driver-Driver Komputer Di Internet
-
▼
Juni
(9)
Labels
About Me
FauziSecret Fan Box
Suara Pembaca
|
0 komentar:
Posting Komentar
Dipostingkan oleh : mtfauzi
Silakan beri komentar, kritik, maupun saran anda........